Sama halnya seperti anak-anak dan orang dewasa, bayi anda pun bisa mengalami alergi terhadap makanan yang mereka makan, benda yang mereka sentuh, atau partikel-partikel yang terhirup baik saat di rumah maupun di luar ruangan.

Sayangnya, saat bayi anda mengalami berbagai macam jenis gejala tertentu, sangat sulit untuk diidentifikasi karena masih belum mampu berkomunikasi dengan baik. Alhasil, bayi anda hanya akan menangis dalam memperlihatkan ketidaknyamannya terhadap efek alergen tersebut.

Ada banyak sekali alergi yang secara spesifik bisa dimiliki oleh si kecil, tetapi secara umum bisa dibagi ke dalam 3 bagian, diantaranya makanan dan obat-obatan, lingkungan, dan musiman.

Reaksi alergi terhadap makanan atau obat-obatan biasanya terjadi segera setelah mereka mengkonsumsinya. Efeknya pun beragam, bisa sangat ringan atau bahkan mengancam nyawa.

Alergi lingkungan bisa berupa benda-benda yang bersentuhan dengan kulit bayi anda, seperti misalnya deterjen pada pakaian, atau menghirup debu-debu yang berterbangan. Alergi lingkungan ini bisa mempengaruhi si buah hati sepanjang tahun.

Sementara alergi musiman bisa terjadi dalam beberapa waktu atau lokasi tertentu. Misalnya seperti diakibatkan oleh jenis pohon atau tanaman yang tumbuh di sekitar pekarangan rumah anda.

Ilustrasi Bayi
Ilustrasi Bayi (Sumber : https://www.happiestbaby.com/)

Tanda Alergi

Reaksi alergi terjadi ketika sistem kekebalan tubuh anda bereaksi secara abnormal terhadap benda-benda yang diduga berbahaya. Tanda-tandanya sendiri bisa sangat bervariasi tergantung dari individu dan jenisnya.

Alergi Makanan dan Obat-Obatan

Seperti yang sudah disebutkan di atas bahwa gejala dari alergi makanan atau obat-obatan biasanya muncul dalam beberapa menit atau jam saja. Tetapi beberapa gejala alergi tertentu seperti ruam yang disebabkan oleh obat-obatan biasanya muncul setelah beberapa hari.

Beberapa tanda-tanda umum atau efek samping yang disebabkan oleh alergi makanan dan obat-obatan bisa berupa gatal-gatal, ruam, mengi atau nafas pendek.

Sementara untuk alergi makanan bisa ditambah dengan beberapa gejala lainnya termasuk mual, muntah, atau sakit perut. Pada beberapa kasus, bibir atau lidah bayi anda pun bisa saja mulai membengkak.

Terdapat pula reaksi fatal yang bisa terjadi akibat alergi dari makanan dan obat-obatan, yang mana kondisi tersebut disebut sebagai anafilaksis. Kondisi ini terjadi ketika paparan alergi memicu kelebihan produksi bahan kimia tertentu di dalam tubuh si kecil. Senyawa atau bahan kimia ini dapat membuat seseorang syok. Tekanan darah pun akan turun secara drastis dan saluran udara pun menyempit sehingga akan kesulitan untuk bernafas.

Bagi anak-anak, alergi terhadap makanan merupakan penyebab paling umum mereka terkena anafilaksis, tetapi pada kasus yang lebih jarang, obat-obatan seperti antibiotik dan aspirin juga bisa menjadi biang keladinya. Hati-hati juga terhadap sengatan lebah atau serangga lainnya, karena masih beresiko menyebabkan anafilasksis.

Sementara anafilaksis pada bayi lebih mungkin disebabkan oleh intoleransi tubuhnya terhadap protein yang terdapat dalam susu sapi.

Alergi Lingkungan

Meskipun termasuk jarang terjadi pada bayi, tetapi masih bisa dialami akibat debu, hewan peliharaan, jamur, serbuk sari, sengatan serangga, dan berbagai macam barang-barang lainnya yang terdapat di lingkungan sekitar.

Biasanya, gejala dari jenis alergi ini bisa menyerang kepala dan dada seperti bersin, mata merah dan gatal, batuk, mengi, sesak dada, serta pilek.

Bayi anda pun rentan mengembangkan alergi tersebut menjadi gatal-gatal, ruam, atau bentol-bentol jika kulit mereka terpapar alergen atau sesuatu yang membuat mereka merasa sensitif.

Beberapa produk rumahan seperti sampo, sabun, deterjen, dan sejenisnya merupakan pemicu paling umum bayi anda terkena alergi lingkungan sehingga bayi anda beresiko terkena infeksi atau radang kulit.

Alergi Musiman

Gejala utama dari alergi musiman hampir sama seperti yang terjadi pada alergi lingkungan, tetapi cenderung disebabkan oleh alergen dari tumbuhan. Beberapa gejalanya bisa berupa bersin, mata gatal atau berair, batuk-batuk, dan pilek.

Apakah Alergi Pada Bayi Bisa Berbahaya?

Pertama-tama, anda harus benar-benar memperhatikan gejala-gejala pada bayi anda dengan sangat teliti, serta hal-hal yang menjadi penyebabnya. Seperti misalnya apakah baru-baru ini anda dan bayi anda mengunjungi tempat tertentu? Bermain dengan binatang peliharaan? Mencicipi makanan? Dan sebagainya.

Tanyakanlah kepada diri anda sendiri. Dengan mengetahui hal-hal sederhana tersebut, anda bisa menghindari alergi-alergi yang mungkin akan kembali muncul, karena jika terjadi dalam jangka panjang dan berulang tentunya dapat membahayakan si buah hati anda.

Gejala ringan dan sementara mungkin tidak akan membutuhkan bantuan dari dokter. Namun jika gejala yang terjadi tidak mereda dalam sehari atau malah kian memburuk, maka segera hubungi dokter terdekat.

Terutama jika tanda-tanda anafilaksis mulai muncul, maka bayi anda akan membutuhkan perawatan darurat. Anafilaksis sendiri bisa benar-benar membahayakan nyawa buah hati anda.

Pengobatan dan Perawatan

Perawatan pertama dan paling utama adalah dengan cara menghilangkan akar dari penyebab si kecil mengalami alergi. Seperti contohnya jika alergi tersebut disebabkan oleh ASI anda, maka anda harus mengubah pola makan anda. Buatlah daftar makanan apa saja yang telah anda konsumsi sebelum bayi anda terkena alergi.

Faktanya, beberapa alergen dalam makanan sangat bisa sampai ke bayi anda melalui ASI. Tetapi kasus ini sangat jarang terjadi, karena ASI sebenarnya mampu meningkatkan sistem kekebalan tubuh bayi anda sehingga mampu melawan alergen yang berasal dari makanan.

Adapun beberapa obat-obatan yang biasanya diberikan oleh dokter adalah jenis antihistamin, yang telah terkenal dijadikan sebagai obat anti alergi. Antihistamin sendiri mampu membantu meminimalisir reaksi alergi di tubuh seseorang. Tetapi, kebanyakan antihistamin tidak direkomendasikan kepada bayi di bawah 2 tahun.

Ilustrasi Alergi Pada Bayi
Ilustrasi Alergi Pada Bayi (Sumber : https://www.momjunction.com/)

Terdapat pula krim Hydrocortisone (Cortizone) yang sangat membantu dalam mengatasi reaksi alergi pada kulit bayi anda. Tetapi meskipun obat-obatan ini bisa anda dapatkan di apotek terdekat, jangan pernah menggunakannya tanpa berkonsultasi atau berdasarkan resep dari dokter.

Berbeda jika bayi anda terkena anafilaksis akibat alergi makanan atau serangga, maka dokter anda biasanya akan langsung meresepkan epinefrin darurat (EpiPen), yang mana diberikan secara langsung melalui suntikan di kulit. Obat ini dapat mengontrol gejala yang muncul hingga bayi anda benar-benar mendapatkan perawatan medis darurat secara layak.

Komplikasi

Jenis komplikasi yang paling parah dan serius akibat reaksi alergi adalah anafilaksis. Dengan begitu sudah jelas bahwa anafilaksis bukanlah sesuatu yang bisa diremehkan dan dibiarkan begitu saja.

Selain itu, beberapa reaksi alergi juga dapat memicu asma sehingga membuat bayi anda akan kesulitan bernafas. Meskipun kejadian ini jarang terjadi pada tahun pertama atau kedua, tetapi jika gejala alergi yang dialami bayi anda tidak segera diobati dalam waktu lama, maka bisa berpotensi menyebabkan masalah pernafasan di suatu hari nanti.

Ruam atau gatal-gatal yang tidak diobati juga dapat menyebabkan jaringan parut yang sangat parah. Tetapi untungnya, alergi pada bayi masih bisa dikontrol tergantung bagaimana anda mengubah rutinitas dan kebiasaan anda sendiri.

Jika bayi anda terkena alergi makanan, maka otomatis anda harus mengubah pola makan anda. Selain itu, anda pun harus selalu waspada terhadap gejala-gejala yang muncul, karena alergi pada bayi bisa mengundang jenis alergi lainnya.