Rokok shisha secara kasar merupakan sejenis pipa air yang biasa digunakan oleh orang-orang untuk merokok. Biasanya shisha ini bisa memberikan sensasi lebih dari sekedar rokok karena dapat digabungkan dengan berbagai macam rasa manis termasuk apel, coklat, kelapa, licorice, hingga semangka.
Orang-orang sudah menggunakan shisha selama berabad-abad lamanya semenjak peradaban India dan Persia kuno. Lanjut ke masa kini, shisha biasanya selalu digunakan berkelompok sambil berpesta baik itu di rumah, di café, bahkan di lobi hotel tertentu di luar negeri.
Rokok shisha juga memiliki nama yang beragam, seperti narghile atau rokok hookah. Banyak sekali kesalahpahaman di kalangan masyarakat kita yang menduga bahwa merokok shisha tidaklah berbahaya, atau tidak seberbahaya merokok batangan. Tetapi mitos tetaplah menjadi mitos karena penelitian menunjukkan hasil yang berbeda.
Resiko Dari Menghisap Rokok Shisha
Rokok shisha secara garis besar terdiri dari beberapa komponen penting termasuk mangkuk air, badan logam, kepala berlubang di bagian bawah, dan selang fleksibel lengkap beserta corongnya.
Mekanisme alat ini bekerja dengan cara membakar arang yang kemudian akan membakar campuran tembakau serta memanaskan air di dalamnya. Kemudian, asap yang dihasilkan oleh arang tersebut akan membantu memindahkan tembakau melalui air dan selang, yang kemudian naik ke corong untuk dihisap.
Tentunya aktivitas menghisap shisha ini akan membuat seseorang terpapar asap tembakau yang dominannya mengandung komponen berbahaya, seperti karbon monoksida. Sayangnya, air di dalam shisha itu sendiri juga tidak menyaring komponen-komponen berbahaya tersebut.
Bahkan untuk seseorang yang tidak menghisap asap shisha secara langsung masih akan terpapar zat berbahaya tersebut jika berada terlalu dekat dengan asap rokok yang dihasilkan oleh shisha. Secondhand smoke atau asap yang terperangkap di ruangan bekas merokok pun masih bisa sangat berbahaya.
Beberapa dampak kesehatan yang kemungkinan besar bisa dialami akibat rokok shisha seperti :
-
- Komplikasi fungsi paru-paru seperti Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) dan bronchitis.
- Meningkatkan resiko terkena kondisi kesehatan jantung, termasuk penyakit jantung dan serangan jantung.
- Meningkatkan resiko terkena kanker, terutama kanker paru-paru, tenggorokan, dan mulut.
- Penuaan kulit dini, karena pasalnya menghisap asap rokok dapat mengurangi kadar oksigen yang sampai di kulit anda.
- Meningkatkan resiko terkena infeksi penyakit seperti mononukleosis dan oral herpes.
Bahkan seseorang juga dapat meningkatkan resiko terkena infeksi pernafasan jika mereka berbagi corong shisha bersama orang yang sudah mengidap penyakit tersebut.
Rokok dan Shisha Bahaya Mana?
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) menjelaskan bahwa menghisap rokok dari shisha juga pada dasarnya memiliki berbagai macam resiko kesehatan, sama halnya ketika anda menghisap rokok batangan.
Seperti contohnya, rokok batangan jika dihisap maka secara langsung tubuh anda akan mengkonsumsi zat nikotin, yaitu sejenis zat adiktif yang membuat anda kesulitan untuk berhenti merokok.
Sementara shisha sendiri membutuhkan pembakaran arang yang akan berinteraksi dengan tembakau, sehingga menciptakan asap yang sama beracunnya dengan asap rokok pada umumnya.
Bahkan orang-orang yang selalu menggunakan rokok shisha akan lebih mungkin terpapar racun lebih lama dibandingkan dengan mereka yang hanya merokok batangan. Masih menurut CDC, orang-orang rata-rata akan membutuhkan 20 hisapan dalam satu batang rokok. Berbeda dengan shisha, mereka cenderung akan lebih lama menghisap asap bahkan hingga 200 hisapan selama satu sesi.
Tidak berhenti sampai di sana, menurut National Institute on Drug Abuse, mengutip penelitian yang dipimpin oleh Fakultas Kedokteran Universtas Pittsburgh menemukan bahwa merokok shisha malah memberikan 2,5 kali lebih banyak nikotin dibandingkan dengan rokok biasa. Alhasil, jumlah volume nikotin dalam shisha berpotensi menimbulkan lebih banyak kecanduan.
Bagaimana Dengan Elektrik Shisha?
Kini sudah banyak produsen yang merilis versi terbaru dari rokok shisha, yaitu tipe atau jenis yang menggunakan aliran listrik alih-alih menggunakan arang. Para penjual atau produsen dari elektrik shisha ini menawarkan kepada para peminatnya dengan janji lebih aman terhadap kesehatan penggunanya.
Tapi lagi-lagi penelitian medis berkata lain. Para peneliti dan ahli kimia dari Universitas Cincinnati melakukan sebuah studi untuk mempelajari komponen asap yang dihasilkan oleh asap rokok shisha elektrik. Hasil dari penelitian tersebut tentunya sangat mengejutkan karena ternyata shisha elektrik juga memiliki resiko yang sama besarnya.
Dalam penelitian tersebut mereka menemukan bahwa sebanyak 80% sampel dari sel paru-paru mati 24 jam setelah terkena paparan asap rokok dari shisha elektrik.
Resiko ini jauh lebih tinggi dibandingkan dengan yang disebabkan oleh asap rokok shisha tradisional, yang mana hanya membunuh sel paru-paru sebanyak 25% saja. Bahkan arang yang rendah racun jauh lebih sedikit membunuh sel paru-paru yaitu sekitar 10% saja.
Dari penelitian tersebut, tentunya para peneliti menyimpulkan bahwa rokok shisha elektrik ternyata malah lebih memberikan resiko yang berbahaya terhadap tubuh para penggunannya.
Mitos Rokok Shisha
Tentunya banyak sekali mitos yang bertebaran di kalangan masyarakat tentang rokok shisha. Tetapi mitos tetaplah mitos, yaitu sebuah pernyataan yang dilakukan tanpa penelitian atau pembuktian yang jelas.
Salah satu mitos yang paling terkenal datang dari berbagai macam bar yang menyediakan rokok shisha sebagai salah satu layanannya. Jika anda bermain ke Eropa, tentunya anda pasti akan sering melihat bar atau café yang menawarkan jasa tersebut. Beberapa café di Indonesia pun sudah menyediakan jasa sejenis, tetapi terbilang masih jarang.
Beberapa bar tersebut mengatakan bahwa menghisap atau menggunakan rokok shisha tidaklah membahayakan tubuh. Tetapi mitos ini sudah banyak dibantah oleh berbagai macam penelitian. Pasalnya, rokok shisha juga masih memiliki kandungan karbon monoksida dan senyawa berbahaya lainnya.
Beberapa mitos lainnya yang telah dibantah oleh penelitian adalah sebagai berikut :
-
- Merokok Shisha tidak membuat ketagihan. Faktanya, rokok shisha juga mengandung kadar nikotin yang sangat tinggi, yaitu senyawa aditif yang mampu membuat seseorang tidak bisa lepas dari merokok.
- Air di dalam rokok shisha dapat menyaring zat berbahaya. Faktanya, air di dalam rokok shisha tidak memiliki kemampuan sehebat itu. Anda masih akan terkena berbagai macam zat berbahaya saat menghisapnya.
- Asap rokok Shisha yang dingin tidak membakar paru-paru. Asap rokok batangan yang dihisap memang memiliki suhu tinggi sehingga beresiko membakar paru-paru anda dan membuat kerusakan. Tetapi asap rokok sendiri – baik panas atau dingin – juga sudah mengandung zat berbahaya, sehingga masih bisa merusak jantung dan paru-paru anda.
Buah-buahan, sayuran, dan tanaman herbal meskipun beberapa diantaranya masih memberikan efek samping, tetapi di lain pihak masih bisa menyediakan anda berbagai macam nutrisi dan keuntungan.
Berbeda dengan rokok yang hanya memberikan efek negatif saja, namun tidak memberikan anda manfaat kesehatan sedikit pun. Bahkan penelitian hingga saat ini belum pernah menemukan manfaat apa yang bisa diberikan rokok terhadap tubuh anda.
Menghisap asap rokok shisha secara tidak langsung pun memiliki resiko kesehatan yang hampir sama. Jadi ada baiknya anda menghindari orang-orang yang tengah melakukan aktivitas tersebut.