Kebanyakan orang tidak pernah menyadari kondisi detak jantung mereka. Apakah berdetak sangat cepat ataupun sebaliknya. Karena sifat alamiah inilah, seseorang kadang tidak terlalu memikirkan betapa pentingnya detak jantung bereaksi mempengaruhi organ tubuh yang lainnya.

Detak jantung palpitasi terjadi ketika seseorang mampu menyadari atau merasa terperingati oleh tubuh mereka sendiri yang diakibatkan oleh detak jantung yang tidak normal tersebut. Biasanya detak jantung palpitasi bisa berupa degupan yang terlalu keras, cepat, terlalu lambat, atau bahkan tidak teratur.

Beberapa orang mungkin mengalami pengalaman yang berbeda saat merasakan detak jantung palpitasi, seperti misalnya merasa detak jantung mereka berkobar, melompat, berdenyut, berdetak kencang, ataupun berdetak dengan sangat keras.

Ilustrasi Detak Jantung
Ilustrasi Detak Jantung (Sumber Gambar : www.berkeleylife.com)

Saking abnormalnya, keanehan tersebut bahkan bisa anda rasakan hingga di leher, tenggorokan, atau luar dada, hingga ke suaranya sampai di telinga ketika orang tersebut berbaring telentang.

Bagi sebagian orang, palpitasi jantung bisa berlangsung hanya beberapa detik saja. Tetapi bagi mereka dengan kondisi yang lebih serius, maka bisa saja sampai hingga bermenit-menit lamanya.

Meskipun dianggap sebagai kejadian yang biasa saja, mungkin anda merasa sangat khawatir mengenai kondisi yang satu ini. Tetapi untuk kebanyakan kasus, palpitasi tidak terlalu berbahaya dan bukanlah sinyal dari masalah serius.

Tetapi terdapat pula orang-orang yang selalu mengalami palpitasi setiap hari dan dengan frekuensi yang lebih sering, sehingga membuat mereka terasa seperti akan segera terkena serangan jantung.

Nah, agar anda tidak salah dalam mendapatkan informasi, ada baiknya anda untuk mengetahui apa saja penyebab dari palpitasi tersebut.

Penyebab Umum Palpitasi

Banyak hal yang bisa memicu terjadinya palpitasi. Beberapa kategori penyebabnya bisa dikarenakan faktor emosional, obat-obatan, kondisi kesehatan, perubahan hormon, dan kondisi jantung anda.

Secara emosional, palpitasi bisa disebabkan oleh kecemasan, stres, panik, dan kegugupan. Sementara untuk obat-obatan bisa disebabkan oleh inhaler asma, antihistamin, obat pengganti hormon tiroid, obat antiaritmia, antibiotik, antidepresan, terapi anti-jamur, beberapa obat batuk dan demam, serta suplemen tertentu.

Adapun kondisi kesehatan yang menyebabkan anda terkena palpitasi seperti tiroid yang terlalu aktif, anemia, rendahnya gula darah, rendahnya kalium dalam tubuh, dehidrasi, suhu tubuh yang tinggi dan demam, kehilangan darah, shock, serta kurangnya kadar oksigen dan karbon dioksida dalam darah anda.

Bagi wanita, perubahan hormon yang secara alami terjadi di tubuh anda juga bisa menyebabkan palpitasi. Seperti misalnya ketika sedang datang bulan, menjalani masa kehamilan, dan juga menopause.

Tetapi perlu diperhatikan juga bahwa palpitasi kadang disebabkan oleh kondisi jantung yang sangat berbahaya, sehingga membutuhkan perawatan dokter. Beberapa jenis kondisi jantung yang harus anda waspadai adalah seperti:

    • Aritmia (irama jantung yang abnormal)
    • Penyakit arteri koroner
    • Serangan jantung
    • Masalah katup jantung
    • Gagal jantung
    • Cacat jantung saat lahir
    • Kardiomiopati hipertrofik, sebuah kondisi dimana dinding otot jantung anda menjadi tebal dan membesar.
    • Beberapa jenis kardiomiopati lainnya.

Selain itu, beberapa gaya hidup juga bisa menjadi penyebab anda terkena palpitasi dengan frequensi yang lebih sering daripada biasanya. Gaya hidup tersebut mencakup pola makan yang anda konsumsi.

Beberapa makanan yang bisa memicu palpitasi diantaranya kafein (bisa ditemukan dalam kopi, teh, dan minuman berenergi), minuman beralkohol, merokok, mengkonsumsi obat terlarang, dan gemar mengkonsumsi makanan pedas.

Resiko Komplikasi

Meskipun pada dasarnya palpitasi tidaklah berbahaya – seperti yang sudah disebutkan di atas – tetapi lain lagi jika misalnya disebabkan oleh berbagai macam kondisi kesehatan jantung. Bahkan dapat menjadi sebuah komplikasi yang teramat sangat serius jika tidak mendapatkan perawatan yang baik.

Adapun beberapa komplikasi dari palpitasi jantung adalah sebagai berikut:

    • Pingsan karena jantung berdetak dengan teramat sangat cepat, dimana itu terjadi ketika tekanan darah secara bersamaan turun ke tingkat yang sangat rendah.
    • Stroke yang dapat merusak otak, atau bahkan memicu kematian.
    • Supraventricular tachycardia (SVT) yang dapat terjadi pada semua usia. Selama itu terjadi, biasanya detak jantung yang cepat bisa terjadi dan berakhir secara tiba-tiba.
    • Fibrilasi atrium yang dapat mengarah ke stroke iskemik, dimana dapat dihubungkan dengan penyakit jantung lain yang mendasarinya.
    • Ventricular tachycardia (VT) dimana detak jantung bisa sampai 100 detakan per menit. Bisa mengindikasikan penyakit jantung mendasar yang sudah pernah dimiliki sebelumnya.
    • Fibrilasi ventrikel (VF) bisa terjadi jika kondisi VT tidak diobati. Paling umum terjadi pada orang-orang yang pernah menderita penyakit jantung sebelumnya. Bahayanya, seseorang bahkan bisa meninggal secara tiba-tiba jika tidak diberikan perawatan darurat.
    • Bebreapa jenis komplikasi lainnya akibat palpitasi termasuk cardiac arrest (henti jantung mendadak) dan gagal jantung.

Tes dan Diagnosa

Palpitasi jantung biasanya tidak berbahaya dan akan kembali normal dalam kurun waktu sebentar saja. Anda tidak harus pergi ke dokter untuk memeriksanya apalagi mengobatinya.

Tetapi untuk situasi tertentu, anda harus selalu memeriksakan diri ke dokter secara rutin jika palpitasi jantung terus terjadi, terlebih ketika anda termasuk ke dalam kategori seperti:

    • Memiliki riwayat masalah jantung.
    • Jika palpitasi tidak kunjung berhenti atau bahkan semakin parah.
    • Jika gejala-gejala yang terkait semakin parah.
    • Sedang memiliki atau menderita masalah kesehatan lainnya.

Tentunya palpitasi bisa datang dan pergi begitu saja tanpa harus memeriksakan diri ke dokter. Maka dari itulah, jika anda termasuk ke dalam salah satu kategori di atas, anda harus selalu mencatat atau mengingat beberapa hal penting seperti: bagaimana rasanya palpitasi tersebut ketika terjadi? Seberapa seringkah terjadi? Dan kapan waktu terjadinya?

Jika anda mampu mengingat hal tersebut, dokter akan lebih mudah dalam mendiagnosa palpitasi anda dan menentukan apakah berbahaya atau tidak.

Ilustrasi Palpitasi Jantung
Ilustrasi Palpitasi Jantung (Sumber Gambar : https://img.webmd.com/)

Pencegahan

Meskipun kondisi ini bisa dibilang tidak berbahaya bagi mereka yang tidak memiliki riwayat penyakit jantung, tetapi akan lebih baik jika anda mampu mencegahnya. Karena detak jantung yang abnormal setidaknya bisa mengindikasikan bahwa terdapat sesuatu yang tidak wajar dengan tubuh anda.

Salah satu hal yang bisa anda lakukan untuk mencegahnya adalah dengan perubahan gaya hidup demi mengurangi atau bahkan menghindari palpitasi terjadi. Adapun beberapa hal yang bisa anda lakukan adalah dengan cara:

    • Kurangi asupan kafein, baik dari kopi, teh, maupun coklat.
    • Berhenti merokok. Jika tidak bisa, kurangi kadarnya.
    • Berhenti mengkonsumsi minuman beralkohol.
    • Mengkonsumsi makanan sehat secara teratur.
    • Dapatkan tidur yang cukup dan pola tidur yang sehat.
    • Rajin berolahraga.
    • Berhenti mengkonsumsi obat-obatan di warung yang beresiko menyebabkan anda terkena palpitasi.
    • Kurangi stres dan kecemasan dengan berlatih yoga, meditasi, latihan pernafasan, dan juga tai chi.

Tetapi jika palpitasi anda tersebut sudah terbilang cukup parah (tidak kunjung berhenti atau frekuensi terjadinya tinggi), biasanya dokter akan meresepkan jenis obat aritmia seperti beta-blocker. Jenis obat ini dapat memperlambat detak jantung anda sekaligus mengurangi tekanan darah.